Jerome Bruner dan Jean Piaget adalah dua orang tokoh
teori belajar Kognitif. Teorinya didasarkan pada asumsi bahwa: (1) individu
mempunyai kemampuan memproses informasi. (2) kemampuan memproses informasi
tergantung kepada faktor kognitif yang perkembangannya berlangsung secara
bertahap sejalan dengan tahapan usianya. (3) belajar adalah proses internal
yang kompleks berupa pemrosesan informasi; (4) hasil belajar adalah berupa
perubahan struktur kognitif; (3) cara belajar pada anak-anak dan orang dewasa
berbeda sesuai tahap perkembangannya. Berkenaan dengan ini, coba Anda
ingat-ingat kembali teori tahap-tahap perkembanagan kognitif dari Jean Piaget
dan Jerome Bruner yang telah Anda pelajari.
Piaget mengemukakan, bahwa setiap makhluk hidup perlu
beradaptasi dan mengorganisasi lingkungan fisik di sekitarnya agar tetap hidup.
Bagi piaget pikiran dan tubuh juga terkena aturan main yang sama. Oleh karena
itu, ia berpikir bahwa perkembangan pemikiran juga mirip dengan perkembangan
biologis, yaitu beradaptasi dengan dan mengorganisasi lingkungannya. Menurut
Piaget (1971) bahwa teori pengetahuan itu pada dasarnya adalah teori adaptasi
pikiran ke dalam suatu realitas, seperti organisme beradaptasi ke dalam lingkungan.
Sebagaimana dijelaskan Paul Suparno (1997), Piaget
berpendapat bahwa pikiran manusia mempunyai struktur yang disebut skema atau
skemata. Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang dengannya
seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan
sekitarnya. Skemata itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan mental
anak. Orang dewasa mempunyai banyaak skema. Skema ini digunakan untuk memproses
dan mengidentifikasi rangsangan yang datang. Anak yang baru lahir memiliki sedikit
skema, yang dalam perkembangannya kemudian menjadi lebih umum, lebih terperinci
dan lebih lengkap.
Adaptasi intelektual manusia dilakukan dengan dua cara,
yaitu melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif yang
dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru
ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Asimilasi dapat
dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan
kejadian atau rangsangan yang baru ke dalam skema yang telah ada. Proses
asimilasi ini berjalan terus.
Apabila seseorang tidak dapat mengasimilasikan
rangsangan atau pengalaman yang baru karena sama sekali tidak cocok dengan
skema yang ada dalam pikirannya, maka orang itu akan melakukan akomodasi,
yaitu: (1) membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan atau
pengalaman baru itu, atau (2) memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan
rangsangan atau pengalaman baru itu. Skema adalah hasil suatu konstruksi, sebab
itu skema bukan tiruan dari kenyataan dunia yang ada.
Dalam perkembangan kognitif seseorang diperlukan
keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Proses atau keadaan itu disebut
equilibrium , yaitu pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan
proses asimilasi dan akomodasi. Apabila asimilasi dan akomodasi tidak seimbang,
keadaan itu disebut disequilibrium. Sedangkan proses dari disequilibrium ke
equilibrium disebut equilibration. Equilibration terus berlangsung pada diri
seseorang melalui asimilasi dan akomodasi. Equilibration membuat seseorang
dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya (skemata). Bila
terjadi ketidakseimbangan maka seseorang dipacu untuk mencari keseimbangan
dengan jalan asimilasi dan akomodasi.
Menurut Piaget, skema berkembang sejalan dengan
tahap-tahap perkembangan mental/kognitif individu. Jadi secara konseptual bahwa
perkembangan kognitif berjalan dalam semua tahap perkembangan pemikiran
seseorang sejak lahir sampai dewasa. Pengetahuan dibentuk oleh individu secara
terus menerus. Demikianlah bahwa Piaget tergolong ahli psikologi kognitif yang
menganut filsafat konstruktivisme.
http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/11/teori-belajar-kognitif-dan-implikasinya.html
0 komentar:
Posting Komentar