Menurut
asal katanya, psikologi berasal dari kata Yunani ‘psyche’ yang berarti jiwa dan
logos’ yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa.
Namun pengertian jiwa tidak pernah ada kesepakatan dari sejak dahulu. Di antara
pendapat para ahli, jiwa bisa berarti ide, karakter atau fungsi mengingat,
persepsi akal atau kesadaran. Psikologi adalah ilmu yang sedang berkembang dan
pada hakikatnya psikologi dapat diterapkan pada setiap bidang dan segi
kehidupan.
Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan aktivitas kehidupan, ilmu psikologi
berkembang dengan cepat. Cabang-cabang psikologi dapat digolongkan berdasarkan
kekhususan bidang studinya, baik ilmu dasar (teoritis), maupun yang bersifat
terapan (praktis). Dalam penerapanya, psikologi berkembang ke berbagai aspek
kehidupan manusia, demikian juga titik singgung dengan ilmu ilmu lain juga
semakin banyak, misalnya dengan ilmu manajemen, ilmu ekonomi, ilmu sosial dan
ilmu perpustakaan.
Ilmu
psikologi sangatlah penting bagi pustakawan. Melalui pengetahuan psikologi ini
pustakawan dapat meningkatkan profesionalismenya yang akan berpengaruh terhadap
kinerja layanan di perpustakaan dan kepuasan pemustaka.
Psikologi
Bagi Pustakawan
Untuk
dapat memahami kepribadian tidak mudah karena kepribadian merupakan masalah
yang kompleks. Kepribadian itu tidak hanya melekat pada diri seseorang, tetapi
lebih merupakan hasil suatu pertumbuhan yang lama dalam suatu lingkungan
budaya. Para ahli menyebutkan bahwa kepribadian adalah kesan yang ditimbulkan
oleh sifat-sifat lahiriah seseorang, seperti cara berpakaian, sifat jasmaniah,
daya pikat dan sebagainya. Disebutkan juga bahwa kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam individu sebagai makhluk yang bersifat psikofisik yang menentukan
penyesuaian dirinya secara unik terhadap lingkungan. Ahli lain
mengklasifikasikan seluruh ranah kepribadian dalam enam tipe yang sangat
menonjol, yaitu tipe realistik, tipe penyelidik atau investigatif, tipe
artistik, tipe sosial, tipe perintis atau enterpristing dan tipe konvensional.
Kepribadian
seseorang akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan pengalaman pribadi
masing-masing. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
antara lain: perasaan bersalah, benci, cemas, kepercayaan yang diemban, harapan
yang dicamkan dan kasih sayang yang diterima dari lingkungan. Dengan kita
mencoba mengenal dan kemudian memahami istilah kepribadian, maka kemudian
diharapkan akan mempermudah mengenal diri sendiri, baik kekuatan atau kelemahan
yang ada. Dengan kita sudah mengenal diri sendiri akan sangat bermanfaat bagi
diri pribadi dan lingkungan, terutama memperlancar tugas profesional kita.
Pustakawan
khususnya bagian sirkulasi adalah sebuah pekerjaan yang dituntut untuk menghadapi orang yang
beranekaragam, mulai dari keberagaman usia, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi
dan lain-lain. Untuk dapat melayani kebutukan informasi mereka, penting bagi
pustakawan untuk memiliki pengetahuan psikologi. Dengan pengetahuan psikologi
ini pustakawan dapat mengenal kepribadian pemustaka yang selanjutnya dapat
memprediksi kebutuhan informasi mereka. Dengan demikian pustakawan dapat
menentukan tindakan dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka, apakah mereka
ingin informasi ilmiah, artikel ringan atau mereka sekedar ingin berekreasi
melalui koleksi fiksi sehingga pelayanan yang diberikan lebih optimal.
Psikologi
dan Layanan Perpustakaan
Perpustakaan
menempati posisi strategis dalam kehidupan umat manusia, bahkan dapat dipakai
sebagai tolok ukur tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa. Salah satu faktor
signifikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh
keberadaan dan pemanfaatan perpustakaan.
Dalam
mengembangkan perpustakaan, perlu adanya dukungan dari ilmu- ilmu lainya, salah
satunya adalah ilmu psikologi. Ilmu psikologi dapat meningkatkan
profesionalisme pustawan. Dengan profesionalisme yang tinggi, pustakawan dapat
memuaskan kebutuhan informasi pemustaka. Dengan demikian dapat tercipta adanya
suatu interaksi aktif antara pemustaka dan pustakawan. Faktor penting lain yang
menentukan terjadinya interaksi sosial di perpustakaan adalah persepsi positif pemustaka
terhadap layanan perpustakaan dan pustakawanya. Daya tarik antarpribadi juga
menjadi faktor yang menentukan terwujudnya interaksi sosial. Yang mempengaruhi
daya tarik antarpribadi, di antaranya adalah kesempatan untuk berinteraksi,
baik yang berhubungan jarak fisik maupun jarak psikologis. Pendekatan untuk
mengetahui daya tarik antar-pribadi, dapat dilakukan melalui pendekatan
kognitif dan pendekatan formulasi pada hukum-hukum belajar.
Hal
sederhana lainya yang sangat penting bagi pustakawan adalah keramahan. Apabila
pustakawan ramah terhadap pemustaka, mereka akan nyaman untuk berkomunikasi
dengan para pustakawan. Melalui jalinan komunikasi yang baik inilah dapat
tercapai relevansi yang tinggi terhadap informasi yang dibutuhkan pemustaka.
Komunikasi dalam lingkup perpustakaan ini tidak hanya terbatas pada komunikasi “face to face”
pustakawan dan pemustaka saja. Komunikasi disini dapat diartikan sebagai suatu
proses penyampaian dan penerimaan berita, pesan atau informasi dari seseorang
ke orang lain. Komunikasi ini tidak akan terjadi apabila tidak ada komunikator,
pesan yang disampaikan dan komunikan
yang menerima pesan tersebut. Namun demikian, komunikasi dalam kenyataannya
tidak seperti yang dikatakan itu. Masih terdapat sejumlah kemungkinan penghalang,
dan penyaring di dalam proses komunikasi. Pengirim (komunikator) mencoba untuk
mengkodekan berita, pesan atau buah pikirannya kedalam suatu bentuk yang
dianggapnya paling tepat. Kemudian kode-kode tersebut dikirimkan, dan penerima
(komunikan) berusaha memahami kode tersebut. Tetapi di dalam proses perjalanan
berita tadi banyak terdapat serangkaian persepsi atau gangguan yang dapat
mengurangi kejelasan dan ketepatan pesan atau berita. Halangan paling besar
untuk mencapai komunikasi yang efektif adalah jika terjadi aneka macam persepsi
atau gangguan. Misalnya, komunikator menyampaikan pesan dengan tidak jelas dan
menggunakan saluran transmisi yang salah mungkin si komunikan sedang memikirkan
hal lain pada saat ia harus menerima pesan tersebut. Dalam kondisi seperti itu
ia hanya mendengar tetapi mungkin tidak tahu tentang isi pesannya.
Referensi
Daftar
bacaan:
Basuki,
Sulistyo. 2004. Pengantar Dokumentasi: mulai dari pengembangan istilah,
pemahaman jenis dokumen diikuti dengan pengolahan dokumen, dan komunikasi
sampai dengan jasa pemencaran informasi serta diakhiri dengan etika profesi.
Bandung:Rekayasa Sains
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/penilaian-kinerja-karyawan-definisi.html
diakses pada 26 Oktober 2010
http://massofa.wordpress.com/2008/02/06/pengantar-psikologi-perpustakaan/
diakses pada 24 Oktober 2010
https://jejeffri.wordpress.com/2011/04/03/pendidikan-psikologi-bagi-pustakawan-untuk-profesionalitas-dan-layanan/
Rimbarawa,
Kosan. Supriyanto. 2006. Aksentuasi Pustakawan dan Perpustakaan. Jakarta:
Ikatan Pustakawan Indonesia Pengurus Daerah DKI Jakarta
Undang-undang
No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. 2007. Semarang: Panji Duta Saran
0 komentar:
Posting Komentar