Konsep sehat rogers: Orang yang Berfungsi Sepenuhnya
a)
Keterbukaan pada
Pengalaman
Keterbukaan
pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensif. Setiap pendirian dan perasaan
yang berasal dari dalam dan dari luar disampaikan ke system saraf organisme
tanpa distorsi atau rintangan.
Orang
yang demikian mengetahui segala sesuatu tentang kodratnya; tidak ada segi
kepribadian tertutup. Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima
pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga dapat
menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsidan ungkapan baru.
Sebaliknya, kepribadian orang yang defensif, yang beroperasi menurut
syarat-syarat penghargaan adalah statis, bersembunyi di belakang
peranan-peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui pengalaman-pengalaman
tertentu.
Orang
yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih “emosional” dalam pengertian
bahwa dia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif (misalnya,
baik kegembiraan maupun kesusahan) dan mengalami emosi-emosi itu lebih kuat
daripada orang yang defensif.
b)
Kehidupan
Eksistensial
Orang
yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan,
karena orang yang sehat terbuka kepada semua pengalaman, maka diri atau
kepribadian terus-menerus dipengaruhi atau disegarkan oleh tiap pengalaman,
akan tetapi orang yang defensif harus mengubah suatu pengalaman baru untuk
membuatnya harmonis dengan diri; dia memiliki suatu struktur diri yang
berprasangka dimana semua pengalaman harus cocok dengannya.
Rogers
percaya bahwa kualitas dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang
sangat esensial dari kepribadian yang sehat. Kepribadian terbuka kepada segala
sesuatu yang terjadi pada momen itu dan dia menemukan dalam setiap pengalaman
suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respons atas pengalaman
momen yang berikutnya.
c)
Kepercayaan Terhadap
Organisme Orang Sendiri
Prinsip
ini mungkin paling baik dipahami dengan menunjuk kepada pengalaman Rogers
sendiri. Dia menulis “apabila suatu aktivitas terasa seakan-akan berharga atau
perlu dilakukan, maka aktivitas itu perlu dilakukan. Dengan kata lain saya
telah belajar bahwa seluruh perasaan organismik saya terhadap suatu situasi
lebih dapat dipercaya daripada pikiran saya?”.
Dengan
kata lain, bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman
yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat
diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.
Karena
seluruh kepribadian mengambil bagian dalam proses membuat keputusan, maka
orang-orang yang sehat percaya akan keputusan mereka, seperti mereka percaya
akan diri mereka sendiri. Sebaliknya orang-orang yang defensif membuat
keputusan-keputusan menurut larangan-larangan yang membimbing tingkah lakunya.
d)
Perasaan Bebas
Rogers
percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin juga ia
mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih
dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara
alternatif pikiran dan tindakan, dan juga memiliki perasaan berkuasa secara pribadi
mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak
diatur oleh tingkah laku, keadaan, atau peristiwa-peristiwa masa lampau, karena
merasa bebas dan berkuasa maka orang yang sehat melihat sangat banyak pilihan
dalam kehidupan dan merasa mampu melakukan apa saja yang mungkin ingin
dilakukannya.
Orang
yang defensif tidak memiliki perasaan-perasaan bebas. Orang ini dapat
memutuskan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu, namun tidak dapat
mewujudkan pilihan bebas itu ke dalam tingkah laku yang aktual.
e)
Kreativitas
Semua
orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Orang yang kreatif kerpakali
benar-benar menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari situasi khusus
apabila konformitas yang demikian itu akan membantu memuaskan kebutuhan merka
dan memungkinkan mereka mengmbangkan diri mereka sampai ke tingkat paling
penuh.
Orang
yang defensif, yang kurang merasa bebas, yang tertutup terhadap banyak
pengalaman, dan yang hidup dalam garis-garis pedoman yang telah dikodratkan
adalah tidak kreatif dan tidak spontan.
Rogers
percaya bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan
diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam
kondisi-kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk
menanggulangi perubahan-perubahan traumatis seklipun seperti dalam pertempuran
atau bencana-bencana alamiah.
ABRAHAM MASLOW
Konsep sehat Maslow: Orang yang mengaktualisasikan
diri
Abraham
Maslow mengatakan bahwa kepribadian yang sehat adalah Individu yang dapat
mengaktualisasikan dirinya. Individu yang sehat adalah individu yang dapat
mengaktualisasikan diri dengan baik dan imbang, yang artinya mengaktualisasikan
diri secara optimal. Mereka dapat kebutuhan untuk memenuhi potensi-potensi yang
mereka miliki dan mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka.
Kualifikasi
yang mengindikasikan karakteristik pribadi-pribadi yang telah beraktualisasi :
1.
Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni melihat sesuatu apa
adanya dan mampu melihat persoalan secara jernih, bebas dari bias.
2.
Memusatkan diri pada masalah (problem-centered), yakni melihat persoalan hidup
sebagai sesuatu yang perlu dihadapi dan dipecahkan, bukan dihindari.
3.
Spontanitas, menjalani kehidupan secara alami, mampu menjadi diri sendiri serta
tidak berpura-pura.
4.
Otonomi pribadi, memiliki rasa puas diri yang tinggi, cenderung menyukai
kesendirian dan menikmati hubungan persahabatan dengan sedikit orang namun
bersifat mendalam.
5.
Penerimaan terhadap diri dan orang lain. Mereka memberi penilaian tinggi pada
individualitas dan keunikan diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain
orang-orang yang telah beraktualisasi diri lebih suka menerima anda apa adanya
ketimbang berusaha mengubah anda.
6.
Rasa humor yang ‘tidak agresif’ (unhostile). Mereka lebih suka membuat lelucon
yang menertawakan diri sendiri atau kondisi manusia secara umum (ironi),
ketimbang menjadikan orang lain sebagai bahan lawakan dan ejekan.
7.
Kerendahatian dan menghargai orang lain (humility and respect)
8.
Apresiasi yang segar (freshness of appreciation), yakni melihat sesuatu dengan
sudut pandang yang orisinil, berbeda dari kebanyakan orang. Kualitas inilah
yang membuat orang-orang yang telah beraktualisasi merupakan pribadi-pribadi
yang kreatif dan mampu menciptakan sesuatu yang baru.
9.
Memiliki pengalaman spiritual yang disebut Peak experience.
NB:
Peak experience atau sering disebut juga pengalaman mistik adalah suatu kondisi
saat seseorang (secara mental) merasa keluar dari dirinya sendiri, terbebas
dari kungkungan tubuh kasarnya.
Erich
Fromm
Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk
kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus di definisikan
menurut bagaimna baik nya masyarakat menyesuaikan diri dengan
kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya
individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Karena itu kesehatan
psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha masyarakat.
Faktor kunci ialah bagaimana suatu masyarakat memuaskan
secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia. Suatu masyarakat yang tidak sehat atau
sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam
anggota-anggotanya, dan merintangi pertumbuhan penuh dari setiap individu.
Suatu masyarakat yang sehat membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta
satu sama lain, menjadi produktif yang kreatif, mempertajam dan memperhalus
tenaga pikiran dan objektivitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu
yang berfungsi sepenuhnya.
Tetapi apabila kekuatan-kekuatan sosial mencampuri
kecenderungan kodrati untuk pertumbuhan, Akibatnya ialah tingkah laku irasional
dan neurotis, masyarakat-masyarakat yang sakit menghasilkan orang-orang yang
sakit. Sebagai hasil perkembangan dari analisis-analisis historisnya, Fromm
melukiskan hakikat keadaan manusia sebagai kesepian dan ketidakberartian.
Menurut Fromm, kita adalah makhluk yang unik dan kesepian. Sebagai akibat
evolusi kita dari binatang-binatang yang lebih rendah, kita tidak lagi bersatu
dengan alam, kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku binatang,
tingkah laku kita tidak terikat pada mekanisme-mekanisme instinktif.
Akan tetapi perbedaan yang sangat penting antara
manusia dan binatang yang lebih rendah terletak pada kemampuan kita akan
kesadaran diri, pikiran, dan khayal. Kita mengetahui bahwa kita akhirnya tidak
berdaya, kita akan mati, dan terpisah dari alam.
Terdapat kebebasan kepribadian yang lebih besar dalam
interaksi-interaksi dengan orang-orang lain dan dengan Allah, dan
peranan-peranan sosial lebih fleksibel. Orang lebih mampu memilih kehidupan
pribadi. Tentu saja, kita mencapai perasaan bebas yang lebih besar dengan
mengorbankan ikatan-ikatan yang telah memberikan perasaan aman dan perasaan
memiliki.
Akibatnya, ciri kondisi manusia ialah perasaan isolasi
dan alienasi, tidak hanya dari alam tetapi juga dari masyarakat dan sesama kita
manusia. Kita bebas dari perbudakan dan tata tertib sosial yang kaku, tetapi
karena kita semakin tidak aman, maka kita tidak bebas mengembangkan
potensi-potensi kita yang penuh, hakikat yang penuh dari diri kita.
Dorongan Kepribadian
Semua manusia sehat dan tidak sehat didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan tersebut, perbedaan antara mereka terletak dalam cara
bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini dipuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan
kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang-orang yang
sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara-cara irasional.
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari
dikotomi kebebasan dan keamanan:
1. Hubungan
Fromm percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk
berhubungan atau bersatu dengan orang-orang lain ini sangat penting untuk
kesehatan psikologis. Ada beberapa cara untuk menemukan hubungan. Beberapa cara
adalah destruktif (tidak sehat), dan cara-cara lainnya konstruktif (sehat).
Seseorang dapat berusaha untuk bersatu dengan dunia dengan bersikap tunduk kepada
orang lain, kepada suatu kelompok, atau kepada sesuatu yang ideal, seperti
Tuhan. Dengan menundukan diri, orang tidak lagi sendirian, tetapi menjadi milik
dari seseorang atau sesuatu yang lebih besar daripada dirinya sendiri.
Kemungkinan lain seseorang dapat berusaha untuk berhubungan dengan dunia dengan
menguasainya, dengan memaksa orang-orang lain tunduk kepadanya.
2. Trasendensi
Erat hubungannya dengan kebutuhan hubungan ialah
kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai
ciptaan. Karena menyadari kodrat kelahiran dan kematian aksidental dan watak
eksistensi yang serampangan, manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta
menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari kehidupannya sendiri.
3. Berakar Cara yang ideal
Dengan mepertahankan ikatan-ikatan sumbang dalam setiap
tingkat, seseorang menutup pengalaman-pengalaman tertentu dan membatasi cinta
dan solidaritas hanya untuk beberapa manusia. Situasi ini tidak membiarkan
perhatian, pembagian, dan partisipasi penuh dengan dunia pada umumnya yang
merupakan suatu syarat untuk kesehatan psikologis.
4. Perasaan identitas
Proses dimana seseorang mencapai suatu perasaan
tertentu tentang identitas diri. Sejauh mana kita masing-masing mengalami suatu
perasaan yang unik tentang diri (selfhood) tergantung pada bagaimana kita
berhasil memutuskan ikatan-ikatan sumbang dengan keluarga, suku, atau bangsa
kita. Orang-orang dengan perasaan individualitas yang berkembang baik mengalami
diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan
mereka tidak dibentuk oleh orang-orang lain. Dengan cara ini, identitas
ditentukan berdasarkan kualitas-kualitas suatu kelompok, bukan berdasarkan
kualitas-kualitas diri.
5. Kerangka orientasi Dasar
Semakin objektif persepsi kita, semakin juga kita
berhubungan dengan kenyataan, jadi semakin matang dan semakin tangkas pula kita
dalam menanggulangi dunia luar. Pikiran harus dikembangkan dan diterapkan dalam
semua segi kehidupan. Suatu yang kurang ideal dalam membangun suatu kerangka
orientasi adalah lewat irasionalitas.
Kepribadian yang sehat menurut Erich Fromm adalah
pribadi yang produktif yaitu pribadi yang dapat menggunakan secara penuh
potensi dirinya. Kepribadian yang sehat menurut Fromm ditandai beberapa hal
antara lain pola hubungan yang sehat (konstruktif), bukan atas dasar
ketergantungan ataupun kekuasaan dalam hubungan dengan orang lain, kelompok,
dan Tuhan. Transendensi (kebutuhan untuk melebihi peran-peran pasif, melampaui
perasaan tercipta menjadi pencipta yang aktif-kreatif). Perasaan berakar yang
diperoleh melalui persaudaraan dengan sesama umat manusia, perasaan
keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan
identitas sebagai individu yang unik. Memiliki kerangka orientasi (frame of
reference) yang mendasari interpretasinya yang objektif terhadap berbagai
peristiwa.
GORDON ALLPORT
PERKEMBANGAN
PRIBADI YANG SEHAT
Allport
mengakui bahwa masa kanak-kanak mempunyai andil dalam mewujudkan pribadi yang
sehat, hanya saja hubungan itu tidak bersifat fungsional yang berkesinambungan.
Menurut Allport peranan orang tua (ibu) mempengaruhi perkembangan anak. Jika
seorang anak mendapat kasih sayang yang cukup, perasaan aman, akan menumbuhkan
identitas diri dan diri akan meluas.
Demikian
pula jika seorang anak yang dibesarkan dalam kondisi tidak aman, agresif, penuh
tuntutan, egosentris, pertumbuhan psikologisnya berkurang. Sebagai seorang
dewasa, orang itu akan dikontrol oleh dorongan masa kanak–kanak dan oleh
keinginan dan konflik dan mungkin mengembangakan suatu bentuk sakit jiwa.
KRITERIA
KEPRIBADIAN YANG SEHAT MENURUT ALLPORT
a)
Perluasan Perasaan Diri.
Orang
yang matang adalah mereka yang mengembangakan perhatian di luar dirinya. Tidak
hanya sekedar berinteraksi dengan sesuatu di luar dirinya, namun ia akan
berpartisipasi penuh dan total ” partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang
dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia ”.
Aktivitas
yang dimaksud oleh Allpport adalah yang relevan bagi diri, meningkatkan
kemampuan, dan membuat kita enjoy melakukannya. Kesehatan psikologis seseorang
berbanding lurus dengan peranannya terhadap aktivitas yang dilakukkan.
b)
Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
Orang
yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan cinta terhadap orang tua,
teman, dan anak . Terdapat perbedaan antara cinta orang yang neurosis dan cinta
dari pribadi yang sehat. Orang yang neurosis harus menerima cinta lebih banyak
daripada kemampuan mereka untuk memberinya, dan syarat akan kewajiban.
Sedangkan cinta dari pribadi yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan,
sabar terhadap tingkah laku orang lain, serta tidak mengadili atau menghukumnya
c)
Keamanan Emosional
Kepribadian
yang sehat mampu menerima semua segi yang terdapat pada mereka, termasuk segala
kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif. Orang yang sehat mampu
hidup dengan segi lain dalam kodratnya, dengan memilki sedikit konflik, baik
dengan diri sendiri terlebih dengan masyarakat.
Kepribadian
yang sehat juga mampu menerima emosi – memosi manusia; bukan tawanan dari rasa
emosinya. Mereka juga mampu mengontrol emosi, sehingga tidak mengganggu
aktivitas antar pribadi. Kualitas lain dari keamana emosional adalah ” sabar
terhadap kekecewaan ”. Orang yang sehat akan sabar dalam menghadapi kemunduran,
tidak menyerah pada kekecewaan, melainkan mampu memikirkan jalan keluar untuk
mencapai tujuan.
d)
Persepsi realistis
Orang
yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Mereka tidak memepercaai
bahwa orang di luar dirinya dan lingkungan bersikap kurang bersahabat atau
semuanya baik menurut prasangka pribadi terhadap realitas
e)
Keterampilan dan Tugas
Keberhasilan
dalam pekerjaan menunjukkan keterampilan dan bakat tertentu. Menurt Allport
orang yang sehat tidak akan tidak mengarahkan keterampilan pada pekerjaan.
Komitmen pada orang sehat begitu kuat sehingga mengantarkan mereka pada
kesanggupan menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan
dorongan ketika terbenamdalam pekerjaan
Pekerjaan
dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas hidup. Kematangan
dan kesehatan psikologis tidak akan tercapai tanpa melakaukan aktivitas yang penting
dan melakukannya dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan -
keterampilan
f)
Pemahaman Diri
Usaha
untuk memahami diri secara obyektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan
pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri
(self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap usia. Tentunya
kepribadian yang sehat akan mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih
tinggi daripada orang-orang yang neurotis.
Orang
yang memiliki tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak
mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang
lain. Biasanya orang seperti ini akan diterima dengan lebih baik oleh orang
lain. Allport mengatakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik
adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
g)
Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang
yang sehat tentunya akan melihat ke depan, yang didorong oleh tujuan-tujuan dan
rencana-rencana jangka panjang. Menurut Allport, dorongan yang mempersatukan
adalah arah (directness), dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat
daripada orang yang neorotis. Arah akan membimbing semua segi kehidupan
seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan seseorang alasan untuk hidup.
Kerangka
untuk tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Menurut Allport
nilai-nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang
mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah hidup yang
mempersatukan. Allport berpendapat bahwa, terdapat perbedaan antara suara hati
yang matang dan suara hati yang tida matang atau neurotis. Suara hati yang
matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab terhadao diri sendiri
dan kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis,
sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang
patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa
kanak-kanak kedalam masa dewasa.
Referensi:
Schultz, Duanen. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: PT KANISIUS
http://bactea.blogspot.co.id/2011/03/kepribadian-sehat-menurut-rogers-maslow.html
https://nadjaneruda.wordpress.com/2015/03/21/teori-kepribadian-sehat-menurut-carl-rogers/
https://nadjaneruda.wordpress.com/2015/04/05/teori-kepribadian-sehat-menurut-erich-fromm/
Schultz, Duanen. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: PT KANISIUS
http://bactea.blogspot.co.id/2011/03/kepribadian-sehat-menurut-rogers-maslow.html
https://nadjaneruda.wordpress.com/2015/03/21/teori-kepribadian-sehat-menurut-carl-rogers/
https://nadjaneruda.wordpress.com/2015/04/05/teori-kepribadian-sehat-menurut-erich-fromm/
0 komentar:
Posting Komentar