Selasa, 27 Desember 2016

Psikologi Manajemen



Pengertian Empowerment

Empowerment adalah upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat.Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.

Kunci Efektif Empowerment

Pemberdayaan melibatkan perubahan kualitatif. Pengukuran numerik yang tepat dari jenis yang digunakan untuk menangkap perubahan dalam produksi, konsumsi dan pendapatan, tidak dapat diterapkan pada perubahan yang terjadi sebagai hasil dari pemberdayaan. Pemberdayaan melibatkan proses yang di dilakukan oleh individu atau kelompok, yang mengarah ke perubahan dalam tingkat kontrol yang mereka miliki atas aset tertentu, ditambah perubahan dalam hubungan mereka dengan orang lain.

Pemberdayaan melibatkan proses. Beberapa transformasi dapat terjadi dalam waktu beberapa jam, tapi lain waktu bertahun-tahun. Proses pemberdayaan berarti transisi dari keadaan ketidakberdayaan ke keadaan kontrol lebih besar atas kehidupan, nasib, dan lingkungan seseorang. Proses ini bertujuan untuk mengubah tiga dimensi dari kondisi sosial, yaitu untuk membawa perubahan dalam: perasaan dan kapasitas masyarakat, kehidupan kolektif yang mereka milik, dan praktek profesional yang terlibat dalam situasi tersebut

Definisi Stres

Menurut Lazarus & Folkman (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.

Sumber Stres

Menurut Prijosaksono dan kurniali sumber stres utama dibagi menjadi empat golongan:
1. Survival stress, stress ini dapat terjadi dalam suatu keadaan dimana keselamatan jiwa terancam.
2. Internally stress, hal ini dapat disebabkan oleh kekhawatiran yang berlebihan atas yang diluar kontrol kita, biasanya ini terjadi akibat tingkah laku kita sendiri, atau suatu keadaan yang kita ciptakan sendiri.
3. Environmental & job stress, lingkungan kerja yang tidak kondusif, tempat tinggal yang tidak nyaman dan sumpek, kemacetan lalulintas bisa memicu stress.
4. Fatigue & overwork, terlampau banyak hal yang ingin dikejar, dikerjakan, dan banyak rencana namun tidak fokus dapat memicu stress. Demikian pula dengan orang yang terjebak ke dalam perilaku kerja berlebihan (workaholic), maka ia masuk dalam perangkap stress of ovework.

Cara Mengatasi Stres

Menurut Lazarus dan Folkman,  ada 2 jenis strategi coping stres, yaitu :

Emotional-Focused Coping

Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral maupun kognitif. Lazarus dan Folkman (1986) mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Emotional-Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stresor yang ada tidak dapat diubah atau diatasi. Berikut adalah aspek-aspeknya:

1. Self Control, merupakan suatu bentukdalam penyelesaian masalah dengan cara mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.

2. Seeking Social Support (For Emotional Reason), adalah suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadap masalahnya dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, bisa berupa simpati dan perhatian.

3. Positive Reinterpretation, respon dari suatu individu  dengan cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah (hikmah).

4. Acceptance, berserah diri, individu menerima apa yang terjadi padanya atau pasrah, karena dia sudah beranggapan tiada hal yang bisa dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.

5. Denial (avoidance), pengingkaran, suatu cara individu dengan berusaha menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalah-masalah yang ada pada dirinya

Problem-Focused Coping

Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres. Lazarus dan Folkman (1986) mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Problem Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stressor yang ada dapat diubah. Aspek-aspek yang digunakan individu, yaitu :

1. Distancing , ini adalah suatu bentuk coping yang sering kita temui, yaitu usaha untuk menghindar dari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan yang positf, dan seperti menganggap remeh/lelucon suatu masalah .

2. Planful Problem Solving, atau perencanaan, individu membentuk suatu strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress, dengan melibatkan tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.

3. Positive Reapraisal, yaitu usah untuk mencar makna positif dari permasalahan dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang melibatkan hal-hal religi.

4. Self Control, merupakan suatu bentukdalam penyelesaian masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.

5. Escape, usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah, dan beralih pada hal-hal lain, seperti merokok, narkoba, makan banyak dll.

Definisi Konflik

Pengertian Konflik menurut Robbins, Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.

Jenis-jenis Konflik

Jenis Jenis Konflik menurut Mastenbroek ada 4, yaitu :

1. Instrumental Conflicts

Konflik ini terjadi oleh karena ketidaksepahaman antarkomponen dalam organisasi dan proses pengoperasiannya.

2. Socio-emotional Conflicts

Konflik ini berkaitan dengan masalah identitas, kandungan emosi, citra diri, prasangka, kepercayaan, keterikatan, identifikasi terhadap kelompok, lembaga dan lambang-lambang tertentu, sistem nilai dan reaksi individu dengan yang lainnya.

3. Negotiating Conflicts

Konflik negosiasi adalah ketegangan-ketegangan yang dirasakan pada waktu proses negosiasi terjadi, baik antara individu dengan individu atau kelompok dengan kelompok.

4. Power and Dependency Conflicts

Konflik kekuasaan dan ketergantungan berkaitan dengan persaingan dalam organisasi. Contoh : pengamanan dan penguatan kedudukan yang strategis.

Proses Konflik

Menurut Smith, Proses terjadinya konflik sebagai berikut:

1. Tahap Antisipasi, yaitu merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.

2. Tahap Menyadari, yaitu perbedaan mulai dieksepsikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.

3. Tahap pembicaraan, yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.

4. Tahap Perdebatan Terbuka, yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.

5. Tahap Konflik Terbuka, yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak lain

Definisi Komunikasi

Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami

Hambatan komunikasi

berikut ini adalah hambatan dalam komunikasi, yaitu :

a. Hambatan dari Proses Komunikasi

·      Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
·      Hambatan dalam penyandian/simbol, hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
·      Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
·      Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
·      Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
·      Hambatan dalam memberikan umpan balik (feedback). Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

b. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

c. Hambatan Semantik

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.

d. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

Referensi:

http://kbbi.web.id/

http://deaalliqafitri.blogspot.co.id/2014/01/definisi-empowerment-stress-dan-konflik.html

http://nonvivit.blogspot.co.id/2013/10/definisi-empowerment-kunci-efektif.html

https://rifkaputrika.wordpress.com/2014/04/04/arti-penting-stress-dan-jenis-jenis-coping-stress/

http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-konflik-faktor-penyebabnya-dan-macam-macamnya.html

http://modulmakalah.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-proses-dan-hambatan.html

0 komentar:

Posting Komentar

 
;