Pengertian Empowerment
Empowerment adalah
upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat.Pendekatan
pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan
kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan
hidup mereka sendiri.
Kunci Efektif Empowerment
Pemberdayaan
melibatkan perubahan kualitatif. Pengukuran numerik yang tepat dari jenis yang
digunakan untuk menangkap perubahan dalam produksi, konsumsi dan pendapatan,
tidak dapat diterapkan pada perubahan yang terjadi sebagai hasil dari
pemberdayaan. Pemberdayaan melibatkan proses yang di dilakukan oleh individu
atau kelompok, yang mengarah ke perubahan dalam tingkat kontrol yang mereka
miliki atas aset tertentu, ditambah perubahan dalam hubungan mereka dengan
orang lain.
Pemberdayaan
melibatkan proses. Beberapa transformasi dapat terjadi dalam waktu beberapa jam,
tapi lain waktu bertahun-tahun. Proses pemberdayaan berarti transisi dari
keadaan ketidakberdayaan ke keadaan kontrol lebih besar atas kehidupan, nasib,
dan lingkungan seseorang. Proses ini bertujuan untuk mengubah tiga dimensi dari
kondisi sosial, yaitu untuk membawa perubahan dalam: perasaan dan kapasitas
masyarakat, kehidupan kolektif yang mereka milik, dan praktek profesional yang
terlibat dalam situasi tersebut
Definisi Stres
Menurut Lazarus &
Folkman (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh
tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai
potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk
mengatasinya.
Sumber Stres
Menurut Prijosaksono
dan kurniali sumber stres utama dibagi menjadi empat golongan:
1. Survival stress,
stress ini dapat terjadi dalam suatu keadaan dimana keselamatan jiwa terancam.
2. Internally stress,
hal ini dapat disebabkan oleh kekhawatiran yang berlebihan atas yang diluar
kontrol kita, biasanya ini terjadi akibat tingkah laku kita sendiri, atau suatu
keadaan yang kita ciptakan sendiri.
3. Environmental &
job stress, lingkungan kerja yang tidak kondusif, tempat tinggal yang tidak
nyaman dan sumpek, kemacetan lalulintas bisa memicu stress.
4. Fatigue &
overwork, terlampau banyak hal yang ingin dikejar, dikerjakan, dan banyak
rencana namun tidak fokus dapat memicu stress. Demikian pula dengan orang yang
terjebak ke dalam perilaku kerja berlebihan (workaholic), maka ia masuk dalam
perangkap stress of ovework.
Cara Mengatasi Stres
Menurut
Lazarus dan Folkman, ada 2 jenis
strategi coping stres, yaitu :
Emotional-Focused
Coping
Coping
ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional terhadap
situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral maupun
kognitif. Lazarus dan Folkman (1986) mengemukakan bahwa individu cenderung
menggunakan Emotional-Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa
stresor yang ada tidak dapat diubah atau diatasi. Berikut adalah
aspek-aspeknya:
1.
Self Control, merupakan suatu bentukdalam penyelesaian masalah dengan cara
mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan
tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
2.
Seeking Social Support (For Emotional Reason), adalah suatu cara yang dilakukan
individu dalam menghadap masalahnya dengan cara mencari dukungan sosial pada
keluarga atau lingkungan sekitar, bisa berupa simpati dan perhatian.
3.
Positive Reinterpretation, respon dari suatu individu dengan cara merubah dan mengembangkan dalam
kepribadiannya, atau mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah
(hikmah).
4.
Acceptance, berserah diri, individu menerima apa yang terjadi padanya atau
pasrah, karena dia sudah beranggapan tiada hal yang bisa dilakukannya lagi
untuk memecahkan masalahnya.
5.
Denial (avoidance), pengingkaran, suatu cara individu dengan berusaha
menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalah-masalah yang ada pada dirinya
Problem-Focused
Coping
Coping
ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau memperbesar
sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres. Lazarus dan Folkman (1986) mengemukakan
bahwa individu cenderung menggunakan Problem Focused Coping ketika individu
memiliki persepsi bahwa stressor yang ada dapat diubah. Aspek-aspek yang
digunakan individu, yaitu :
1.
Distancing , ini adalah suatu bentuk coping yang sering kita temui, yaitu usaha
untuk menghindar dari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan yang
positf, dan seperti menganggap remeh/lelucon suatu masalah .
2.
Planful Problem Solving, atau perencanaan, individu membentuk suatu strategi
dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress, dengan melibatkan tindakan
yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.
3.
Positive Reapraisal, yaitu usah untuk mencar makna positif dari permasalahan
dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang melibatkan hal-hal religi.
4.
Self Control, merupakan suatu bentukdalam penyelesaian masalah dengan cara
menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa
dalam mengambil tindakan.
5.
Escape, usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah,
dan beralih pada hal-hal lain, seperti merokok, narkoba, makan banyak dll.
Definisi Konflik
Pengertian Konflik
menurut Robbins, Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak
merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera
memengaruhi secara negatif pihak lain.
Jenis-jenis Konflik
Jenis Jenis Konflik
menurut Mastenbroek ada 4, yaitu :
1. Instrumental
Conflicts
Konflik ini terjadi
oleh karena ketidaksepahaman antarkomponen dalam organisasi dan proses
pengoperasiannya.
2. Socio-emotional Conflicts
Konflik ini berkaitan
dengan masalah identitas, kandungan emosi, citra diri, prasangka, kepercayaan,
keterikatan, identifikasi terhadap kelompok, lembaga dan lambang-lambang
tertentu, sistem nilai dan reaksi individu dengan yang lainnya.
3. Negotiating
Conflicts
Konflik negosiasi
adalah ketegangan-ketegangan yang dirasakan pada waktu proses negosiasi
terjadi, baik antara individu dengan individu atau kelompok dengan kelompok.
4. Power and
Dependency Conflicts
Konflik kekuasaan dan
ketergantungan berkaitan dengan persaingan dalam organisasi. Contoh :
pengamanan dan penguatan kedudukan yang strategis.
Proses Konflik
Menurut Smith, Proses
terjadinya konflik sebagai berikut:
1. Tahap Antisipasi,
yaitu merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
2. Tahap Menyadari,
yaitu perbedaan mulai dieksepsikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
3. Tahap pembicaraan,
yaitu pendapat-pendapat berbeda mulai bermunculan.
4. Tahap Perdebatan
Terbuka, yaitu perbedaan pendapat mulai ditunjukkan dengan nyata dan terbuka.
5. Tahap Konflik
Terbuka, yaitu masing-masing pihak berusaha memaksakan kehendaknya kepada pihak
lain
Definisi Komunikasi
Pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami
Hambatan komunikasi
berikut ini adalah
hambatan dalam komunikasi, yaitu :
a. Hambatan dari
Proses Komunikasi
·
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi
oleh perasaan atau situasi emosional.
·
Hambatan dalam penyandian/simbol, hal ini dapat terjadi
karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari
satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau
bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
·
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik
sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
·
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima
·
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya
perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan
yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
·
Hambatan dalam memberikan umpan balik (feedback). Balikan
yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
b. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat
mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain
lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
c. Hambatan Semantik
Kata-kata yang
dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda,
tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
d. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis
dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai
serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
Referensi:
http://kbbi.web.id/
http://deaalliqafitri.blogspot.co.id/2014/01/definisi-empowerment-stress-dan-konflik.html
http://nonvivit.blogspot.co.id/2013/10/definisi-empowerment-kunci-efektif.html
https://rifkaputrika.wordpress.com/2014/04/04/arti-penting-stress-dan-jenis-jenis-coping-stress/
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-konflik-faktor-penyebabnya-dan-macam-macamnya.html
http://modulmakalah.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-proses-dan-hambatan.html
0 komentar:
Posting Komentar