PENGANTAR KREATIFITAS DAN KEBERBAKAT
ALDI 10514735
BAGUS AJITAMA 11514982
FARIEZ JULLY WARDHANA 13514983
IQBAL NUGRAHA 15514406
TAUFIQ BARIZ 1A514682
1PA06
IDE KREATIF CURUG GENTONG TERHADAP DAYA TARIK KOTA DEPOK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt karena berkat limpahan nikmat dari-Nya sehingga makalah kami yang berjudul “Ide Kreatif Curug Gentong terhadap Daya Tarik Kota Depok” dapat diselesaikan,
Dalam rangka penyelesaian makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak yang ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan arahan dan bimbingan pada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Walaupun dengan usaha maksimal telah kami lakukan, tapi sebagai manusia biasa tentunya tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini, dan kiranya makalah ini dapat memberikan masukan dan informasi kepada semua pihak yang berkaitan dengan hal ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami mohon maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan. Kiranya segala bantuan pengorbanan yang telah diberikan oleh semua pihak, mendapat ridho dari Allah Subhanahu Wataala. Aamiin.
DAFTAR ISI
BAB 1: PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................4
Rumusan Masalah ................................................................5
Tujuan Penelitian ..................................................................5
Manfaat Penelitian ...............................................................5
BAB 2: LANDASAN TEORI
Landasan Teori ......................................................................6
BAB 3: METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................10
Metode Penelitian ................................................................10
Populasi dan Sampel ............................................................10
Instrumen Penelitian ...............................................................10
Teknik Pengumpulan Data .......................................................10
Teknik Analisi Data ..................................................................11
BAB 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian ........................................................................13
Pembahasan .............................................................................15
BAB 5: PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................17
Lampiran ....................................................................................18
Daftar Pustaka ...........................................................................22
BAB 1: PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Setiap kota memiliki lebih dari satu produk kerajinan khas. Misalnya Kota Depok terkenal salah satunya dengan curug gentong. Namun belum semua produk kerajinan khas dapat diangkat menjadi produk kerajinan unggulan yang mampu menjadi salah satu identitas dan daya tarik suatu kota. Hal itu terjadi umumnya akibat kurangnya informasi yang disediakan bagi calon konsumen, investor, pedagang perantara dan masyarakat pada umumnya.
Suatu produk kerajinan unggulan yang dapat diterima masyarakat luas, memiliki arti penting bagi suatu kota, karena dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi kota tersebut. Untuk mengangkat dan mengembangkan suatu produk kerajinan agar dapat menjadi produk unggulan yang dapat mewakili identitas kota, diperlukan promosi.
Curug Gentong merupakan sebuah hasil karya seni berupa kerajinan tangan khas kota Depok, dengan bahan dasar yang juga merupakan wadah berupa Gentong Air, dimana di dalam gentong air tersebut di buat suatu hiasan seni berupa miniatur air terjun ( urug) versi mini. Hiasan dan karya seni yang dibuat dalam wadah gentong ini tidak hanya berupa curug mini saja tetapi terdapat juga berbagai macam hiasan lain berupa miniatur taman-taman yang dipercantik dengan menambahkan beberapa aksesoris binatang, tumbuhan dan juga miniatur pondokkan. Sehingga gentong yang semula hanya berfungsi sebagai media penyimpanan air dan beras sekarang telah berubah menjadi hasil karya bernilai seni tinggi yang dapat menjadi sebuah pajangan bermanfaat untuk mempercantik ruangan dan juga dapat bermanfaat untuk menciptakan nuansa relaxasi/kenyamanan.
Curug Gentong merupakan air terjun mini yang terdapat di dalam gentong, tidak hanya di dalam gentong, tetapi juga di atas media pot dan media lainnya dengan berbagai macam model pemandangan. Produk ini menimbulkan suara alam gemercik air, dapat menghadirkan kenyamanan dan kesegaran tersendiri di dalam rumah ataupun ruang kantor. Ukurannya tidak terlalu besar menjadikannya mudah diletakkan dimana saja sesuai dengan selera. Keunikannya, miniatur air terjun ini dapat dijadikan hadiah kerabat, kekasih, sahabat dan mitra kerja.
Saat ini kerajinan Curug Gentong menghasilkan kerajinan gentong dengan berbagai desain dan ukuran, antara lain: guci ukuran besar, gentong ukuran sedang, miniatur air terjun dalam media pot (oval/kotak).
RUMUSAN MASALAH
Mengacu pada latar belakang Masalah yang ada di atas, maka Masalah penelitian ini secara umum dirumuskan sebagai berikut
- Bagaimana pandangan masyarakat kota Depok terhadap kerajinan curug gentong?
- Apa hubungan kerajinan curug gentong terhadap daya tarik kota Depok
TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
- Mengetahui sikap masyarakat sebuah kota terhadap kerajinan khas dari kota tersebut
- Mengetahui kekuatan kreatifitas sebuah produk terhadap popularitas sebuah kota
MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia industri kreatif
- Menambah wawasan pembaca mengenai kerajinan khas curug gentong
- Dapat menjadi pertimbangan bagi instansi terkait untuk mengangkat dan mengembangkan suatu produk kerajinan agar dapat menjadi produk unggulan yang dapat mewakili identitas kota
BAB 2: LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
Umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person, Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person) kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product) kreatif.
Secara Umum Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. yang dapat berupa imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya rangkuman. Dapat mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru.
Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam diri seorang wirausaha sejati. Bisnis yang tidak dilandasi upaya kreatif dan inovatif dari sang wirausaha biasanya tidak dapat berkembang abadi. Lingkungan bisnis yang begitu dinamis menuntut wirausaha untuk selalu adaptif dan mencari terobosan terbaru. Karakter cepat berpuas diri dan cenderung stagnan sama saja membawa bisnis ke arah kematian.
Pemahaman kreatif dan inovatif sering kali dipertukarkan satu sama lain. Menurut Zimmerer dkk (2009) kreatifitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang. Selanjutnya Ted Levitt (dalam Zimmerer, 2009) menyatakan bahwa kreatifitas memikirkan hal-hal baru dan inovasi mengerjakan hal-hal baru. Jadi kreatif adalah sifat yang selalu mencari cara-cara baru dan inovatif adalah sifat yang menerapkan solusi kreatif. Kreatif tapi tidak inovatif adalah mubazir karena ide hanya sebatas pemikiran tanpa ada realisasi.
Semua bisnis yang maju dan berkembang hingga kini berpangkal pada upaya kreatif dan inovatif. Banyak restoran waralaba asing yang telah mengglobal dan berdiri sejak puluhan tahun yang lalu selalu menunjukkan karakter ini. Sepertinya begitu mudah dan sederhana. Tetapi banyak wirausaha yang abai ketika bisnis telah dirasakan mencapai tingkat kemapanan. Kreatifitas dan inovasi mungkin dapat dipandang sebagai upaya yang mengganggu keseimbangan yang telah tercipta.
Ekonomi kreatif dan industri kreatif adalah satu kesatuan, di masyarakat modern 2 istilah ini sudah tidak asing lagi. Keberadaan ekonomi kreatif mampu menopang kehidupan masyarakat dengan berlandaskan kemandirian, artinya orang tak lagi bergantung pada terbukanya lapangan kerja. Dengan mereka paham akan konsep ekonomi kreatif maka industri kreatif bisa berkembang seperti di luar negeri. Memang di Indonesia sendiri Industri kreatif masih belum maksimal perkembangannya, hal itu dikarenakan masih banyak masyarakat yang pola pikirnya masih berbasiskan kolonial. Artinya sudah terbiasa untuk bekerja pada orang lain, ketergantungan inilah yang membuat orang tidak mampu menciptakan ide-ide baru untuk memandirikan diri sendiri.
Agar lebih paham apa itu pengertian ekonomi kreatif dan industri kreatif coba kita simak beberapa penuturan para ahli berikut ini.
Alvin Toffler (1980) dalam teorinya melakukan pembagian gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat yang merupakan gelombang ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif.
Menurut ahli ekonomi Paul Romer (1993), ide adalah barang ekonomi yang sangat penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di kebanyakan model-model ekonomi. Di dunia dengan keterbatasan fisik ini, adanya penemuan ide-ide besar bersamaan dengan penemuan jutaan ide-ide kecil-lah yang membuat ekonomi tetap tumbuh.
Howkins (2001) dalam bukunya “The Creative Economy” menemukan kehadiran gelombang ekonomi kreatif setelah menyadari pertama kali pada tahun 1996 ekspor karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai penjualan sebesar US$ 60,18 miliar yang jauh melampaui ekspor sektor lainnya seperti otomotif, pertanian, dan pesawat.
Menurut Howkins ekonomi baru telah muncul seputar industri kreatif yang dikendalikan oleh hukum kekayaan intelektual seperti paten, hak cipta, merek, royalti dan desain. Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan aset kreatif yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pengembangan ekonomi dan industri kreatif sangat gencar dilakukan di berbagai negara akhir-akhir ini. Model bisnis yang mengutamakan kreativitas dan informasi dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian. Sebagai contoh, persentase kontribusi Gross Domestic Product (GDP) yang disumbangkan oleh industri kreatif di beberapa negara seperti Singapura dan Inggris berkisar antara 2,8% sampai dengan 7,9%. Selain itu, tingkat pertumbuhan industri kreatif di Australia dan Inggris berkisar antara 5,7% dan 16% serta tingkat penyerapan tenaga kerja di Singapura dan US berkisar antar 3,4% sampai dengan 5,9% (Studi Industri Kreatif Indonesia, 2007).
Konsep ekonomi baru ini sebenarnya sudah muncul sekitar tahun 1994 dalam laporan “Creative Nation” yang diluncurkan oleh Australia. Lalu, pada tahun 1997, Inggris melalui Department of Media, Culture and Sport (DCMS) memberikan definisi industri kreatif yaitu “those activities which have their origin in individual creativity, skill and talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property.” Dalam hal ini, kreativitas menjadi input sentral terhadap proses produksi dan hak intelektual sebagai output (Studi Industri Kreatif Indonesia, 2007). Adapun industri kreatif yang diajukan oleh DCMS ini mencakup bidang advertising, architecture, the art and antiques market, crafts, design, designer fashion, film, interactive leisure software, music, the performing arts, publishing, software, television and radio.
Menurut DCMS, ada beberapa pendekatan pendefinisian industri kreatif. Pertama, creative industries. Pendekatan ini memiliki karakter bahwa input tenaga kerjanya adalah industri kreatif. Kedua, copyright industries. Pendekatan ini didefinisikan lewat aset dan output industri. Ketiga, content industries. Pendekatan ini didefinisikan pada fokus produksi industri. Keempat, cultural studies. Pendekatan ini didefinisikan pada pembiayaan dan fungsi kebijakan publik. Kelima, digital content. Pendekatan ini didefiniskan lewat kombinasi teknologi dan fokus produksi industri.
Perambahan industri kreatif telah diprediksi oleh futurolog Alvin Toffler (1980) yang dalam bukunya The Third Wave menyebutkan bahwa ada tiga peradaban ekonomi. Pertama, ekonomi pertanian. Kedua, ekonomi industri. Ketiga, ekonomi informasi. Selanjutnya, Toffler memperediksi peradaban ekonomi keempat, yaitu ekonomi kreatif dimana kreativitas menjadi sumber utama. Lebih lanjut, John Howkins dalam bukunya “Creative Economy, How People Make Money from Ideas” mengemukakan bahwa ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang mengutamakan gagasan. Sementara itu, Departemen Perdagangan (2009) mengungkapkan bahwa ekonomi kreatif merupakan era baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusianya sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.
Beberapa negara telah mengembangkan industri kreatif seperti Inggris, Selandia Baru, Australia, Singapura, Taiwan dan negara-negara lainnya. Pengembangan industri kreatif di Inggris, Selandia Baru dan Taiwan meliputi sektor Periklanan, Arsitek, Pasar barang dan seni, Kerajinan, Desain, Fesyen desain, Film & video, Permainan interaktif, Musik, Seni pertunjukan, Penerbitan, Layanan Komputer dan Piranti lunak serta Televisi dan Radio. Berbeda dengan tiga negara sebelumnya, pendekatan industri kreatif di Australia dan Singapura dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Core Copyright Industries; (2) Partial Copyright Industries; dan (3) Distribution Industries. Selain itu, Spanyol, Finlandia dan Jerman melakukan pendekatan industri budaya dalam pengembangan industri kreatif.
Di Indonesia sendiri, ekonomi kreatif mulai dikembangkan sejak peluncuran program Indonesia Design Power pada tahun 2006 lalu oleh menteri perdagangan RI, Dr. Mari Elka Pangestu. Program pengembangan ekonomi dan industri kreatif semakin digiatkan setelah Presiden RI mengeluarkan Intruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-2015. Penetapan ini ditujukan untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Sesuai dengan penetapan tersebut, industri kreatif di Indonesia dapat didefinisikan sebagai “Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu.” Kemudian, profil industri kreatif dikelompokkan berdasarkan empat indikator pengukuran, yaitu berbasis nilai produk domestik bruto, ketenagakerjaan, aktivitas perusahaan dan dampak terhadap sektor lain. Sehingga, industri kreatif diklasifikasikan menjadi 14 subsektor industri kreatif, yaitu: (1) Periklanan; (2) Arsitektur; (3) Pasar dan barang seni; (4) Kerajinan; (5) Desain; (6) Fesyen; (7) Film, Video, Fotografi; (8) Permainan Interaktif; (9) Musik; (10) Seni Pertunjukan; (11) Penerbitan dan Percetakan; (12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak; (13) Televisi dan Radio; dan (14) Riset dan Pengembangan.
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri kreatif ditinjau dari beberapa hal diantaranya potensi ekonomi pariwisata Indonesia dan kebudayaan Indonesia yang sangat mempunyai cita rasa seni yang tinggi –bisa dilihat dari jumlah kesenian dan makanan daerah. Hal ini menunjukkan Indonesia memiliki daya kreativitas yang luas sesuai dengan pendapat John Howkins yang menyatakan ini sebagai modal utama dalam pengembangan industri kreatif. Ekonomi kreatif Indonesia bisa semakin berkembang jika digabungkan dengan pariwisata yang sudah memiliki nama. Tentu, kombinasi ini bisa memunculkan pusat-pusat ekonomi kreatif dimana produk ekonomi kreatif tersebut yang menjadi daya tarik wisatawan. Proses kombinasi dan integrasi dua kegiatan ini tentu harus melalui pengambangan dan persiapan serta master plan khususnya untuk ekonomi kreatif agar mampu bersanding dengan pariwisata Indonesia. Tentunya, master plan ini mencakup pengembangan sumber daya manusia, pengembangan pusat-pusat promosi, pengemasan dan penjual
BAB 3: METODE PENELITIAN
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di sekitaran kota Depok. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam penelitian selama ± 2 bulan terhitung sejak dilakukan perncanaan penelitian sampai dengan penyelesaian laporan hasil penelitian.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Dalam konteks ini akan mendeskripsikan fenomena yang berkaitan dengan ide kreatif curug gentong dalam memberikan daya tarik terhadap kota Depok.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subyek yang bertempat tinggal di kota Depok, anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat dikota Depok yang berjumlah 60 orang dengan rentan usia 12 sampai 56 tahun yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 45 orang perempuan.
INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam menjaring data dalam penelitian ini adalah instrumen non-tes dalam bentuk angket (kuesioner).
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data yang terkumpul dalam penelitian ini di jaring dengan menggunakan instrumen yaitu angket. Jenis instrumen ini diuraikan sebagai berikut :
Angket merupakan teknik utama dalam pengumpulan data, dimana sebagai pengumpulan data dengan menggunakan daftar pernyataan yang digunakan untuk mengetahui pandangan masyarakat kota Depok terhadap kerajinan curug gentong
Jenis angket yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah tertutup yaitu sejumlah pernyataan yang dilengkapi dengan alternatif jawaban, sehingga responden tidak memungkinkan lagi untuk memilih jawaban selain jawaban yang telah ditentukan oleh peneliti.
TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan analisis kuatitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2004:170) bahwa : “Analisis deskriptif adalah pengujian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Dalam penelitian ini analisis deskriptif adalah penyajian data dari responden melalui tabel dan grafik yang diperoleh dari perhitungan persentase (%).
Tipe pernyataannya bersifat positif , maka nilai (score) untuk tiap pilihan jawabannya adalah sebagai berikut :
- Sangat Setuju : 4
- Setuju : 3
- Kurang Setuju : 2
- Tidak Setuju : 1
*Tidak menjawab: 0
Rekapitulasi hasil jawaban responden dicari rata-ratanya dengan perhitungan sebagai berikut:
Selanjutnya ditentukan dalam bentuk persentase dengan perhitungan sebagai berikut:
Mengkonfirmasikan persentase (%) skor dengan kriteria/standar keberhasilan.
Setelah jawaban dianalisis melalui rumus di atas, selanjutnya dicocokkan atau sesuaikan dengan Kategori Persentase menurut Arikunto (1998:246), seperti pada tabel berikut:
Baik | 76 % - 100 % |
Cukup | 56 % - 75 % |
Kurang Baik | 40 % - 55 % |
Tidak Baik | Kurang dari 40 % |
BAB 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Tabel hasil persentase per item
No | Pertanyaan | Skor Total | Persentase | Keterangan |
1 | Apakah anda sudah tahu mengenai Gentong Curug | 191 | 79.58 | BAIK |
2 | Apakah anda memiliki kesan positif mengenai Gentong Curug | 191 | 79.58 | BAIK |
3 | Apakah anda tertarik membeli Gentong Curug | 171 | 71.25 | CUKUP |
4 | Apakah anda pernah menjumpai Gentong Curug di pameran kesenian | 147 | 61.25 | CUKUP |
5 | Apakah anda sudah mengetahui kisaran harga Gentong Curug | 130 | 54.17 | KURANG BAIK |
6 | Dengan harga 500rb-2jt yang disesuaikan dengan ukuran, apakah harga tersebut termasuk mahal untuk anda | 171 | 71.25 | CUKUP |
7 | Menurut anda apakah Gentong Curug ini memiliki nilai seni | 205 | 85.42 | BAIK |
8 | Gentong Curug merupakan panorama didalam gentong yang ada aliran airnya, apakah suara air itu akan menganggu anda | 113 | 47.08 | KURANG BAIK |
9 | Apakah menurut anda pasar penjualan Gentong Curug ini dapat berkembang di Indonesia | 198 | 82.50 | BAIK |
10 | Sehubungan Gentong Curug ini berasal dari Depok, menurut anda apakah pasar Gentong Curug akan berpengaruh terhadap kota Depok | 190 | 70.17 | CUKUP |
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel diatas dapat didefinisikan tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan sebagai berikut:
- Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 1 yaitu, “Apakah anda sudah tahu mengenai Gentong Curug?”, 79.58% persentase keseluruhan dengan skor nilai 191. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa Masyarakat kota Depok sudah tahu mengenai Gentong Curug.
- Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 2 yaitu, “Apakah anda memiliki kesan positif mengenai Gentong Curug?”, 79.58% persentase keseluruhan dengan skor nilai 191. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa Masyarakat kota Depok memiliki kesan positif mengenai Gentong Curug,
- Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 3 yaitu, “Apakah anda tertarik membeli Gentong Curug?”, 71.25% persentase keseluruhan dengan skor nilai 171. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup. Artinya bahwa Masyarakat kota Depok cukup memiliki ketertarikan untuk membeli Gentong Curug.
- Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 4 yaitu, “Apakah anda pernah menjumpai Gentong Curug di pameran kesenian?”, 61.25% persentase keseluruhan dengan skor nilai 147. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup. Artinya bahwa sebagian Masyarakat kota Depok sudah pernah menjumpai Gentong Curug di pameran kesenian.
- Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 5 yaitu, “Apakah anda sudah mengetahui kisaran harga Gentong Curug?”, 54.17% persentase keseluruhan dengan skor nilai 130. Kondisi ini termasuk kedalam kategori kurang baik. Artinya bahwa Masyarakat kota Depok banyak yang tidak tahu tahu mengenai kisaran harga Gentong Curug.
- Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 6 yaitu, “Dengan harga 500rb-2jt yang disesuaikan dengan ukuran, apakah harga tersebut termasuk mahal untuk anda?”, 71.25% persentase keseluruhan dengan skor nilai 171. Kondisi ini termasuk kedalam kategori cukup. Artinya bahwa Masyarakat kota Depok cukup menerima dengan harga yang ditawarkan.
- Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 7 yaitu, “Menurut anda apakah Gentong Curug ini memiliki nilai seni?”, 85.42% persentase keseluruhan dengan skor nilai 205. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa Masyarakat kota Depok menganggap bahwa Gentong Curug ini memiliki nilai seni yang tinggi.
- Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 8 yaitu, “Gentong Curug merupakan panorama didalam gentong yang ada aliran airnya, apakah suara air itu akan menganggu anda?” (pertanyaan negatif)., 47.08% persentase keseluruhan dengan skor nilai 113. Kondisi ini termasuk kedalam kategori kurang baik. karena ini merupakan pertanyaan negatif dengan persentase yang rendah, artinya bahwa Masyarakat kota Depok menganggap bahwa suara air dari Gentong Curug ini tidak mengganggu.
- Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 9 yaitu, “Apakah menurut anda pasar penjualan Gentong Curug ini dapat berkembang di Indonesia?”, 82.50% persentase keseluruhan dengan skor nilai 198. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa Masyarakat kota Depok menganggap bahwa pasar penjualan Gentong Curug ini dapat berkembang di Indonesia.
- Tanggapan responden terhadap pertanyaan No. 10 yaitu, “Sehubungan Gentong Curug ini berasal dari Depok, menurut anda apakah pasar Gentong Curug akan berpengaruh terhadap kota Depok?”, 70.17% persentase keseluruhan dengan skor nilai 190. Kondisi ini termasuk kedalam kategori baik. Artinya bahwa Masyarakat kota Depok menganggap bahwa pasar Gentong Curug akan berpengaruh terhadap kota Depok.
BAB 5: PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan kesimpulan diatas maka dapat ditarik kesimpulan Sebagian besar masyarakat kota Depok sudah mengetahui mengenai industri kreatif curug gentong, dimana industri kreatif tersebut merupakan komoditas kerajinan unggulan dari kota Depok. Minat masyarakat untuk membelinya beragam, ada yang tertarik karena suara air yang dihasilkan ataupun karena keindahan dari kerajinan itu sendiri.
Produk ini adalah salah satu kebanggaan kota Depok. Curug gentong menjanjikan irama gemericik air dan suasana tenang di pedesaan, yang di kemas dalam sebuah gentong hias, hingga bisa di nikmati dalam ruang kamar di rumah masing-masing. Curug berarti air terjun, dan gentong adalah media tempat air terjun berpadu menjadi penhias rumah yang bisa mengingatkan pemiliknya pada tenangnya alam.
Harga yang ditawarkan sebanding dengan kualitas nilai seni yang didapat. Ini yang membuat beberapa masyarakat ingin membelinya. Kesan positif masyarakat terhadap kerajinan khas kota mereka membuat pemerintah kota Depok itu sendiri serius dalam mempromosikannya
Dalam hal mempromosikannya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok rajin mengikutsertakan para pengrajin kota Depok dalam pameran kerajinan dan hasil kreatif. Hasilnya masyarakat kota Depok cukup meyakini ide kreatif curug gentong ini dapat meningkatkan daya tarik kota mereka dalam bidang seni.
LAMPIRAN
Lampiran ini berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. yang dipandang sangat penting tetapi tidak dimasukkan dalam batang tubuh makalah.
***
Kuesioner hasil 60 responden
Foto bersama Ibu Ritta yang merupakan pemilik usaha Curug Gentong di Kota Depok
Kerajinan Curug Gentong milik Ibu Ritta
Kerajinan Curug Gentong milik Ibu Ritta
Kutipan wawancara dengan Ibu Ritta
A: PEWAWANCARA
B : NARASUBER/PENGRAJIN CURUG GENTONG
A | : | Asslamualaikum, maaf bu mengganggu waktunya sebentar sebelumnya saya ingin tanya tentang curug gentong, apa yang dimaksud dengan Curug Gentong ? |
B | : | Curug gentong adalah produk kerajinan yang lebih kepada landscape atau taman dalam media gentong dan beberapa media seperti media guci, media pot. yang dimaksud dengan curug itu air terjun, jadi gentong tersebut media tersendiri dari mebel curug gentong dijadikan usaha kita |
A | : | Dari mana ide awal inspirasi untuk Curug Gentong ? |
B | : | Inspirasinya yaitu karena saya mendengar keluhan seorang teman yang punya landcape permannen di halaman rumahnya karena dia ingin pindah, namun baru beberapa bulan dibikin dengan biaya tinggi dan tidak bisa dibawa pindah, lalu ketika saya menemukan ide itu, saya buatlah yang namanya curug gentong. |
A | : | Mulai tahun berapa usaha ini dimulai? |
B | : | 2003 yaitu sekitar 12 tahun lalu. |
A | : | Kenapa bidang usaha ini menjadi bidang yang besar..? |
B | : | Pertama dasarnya memang hobi, yaitu hobi membuat produk-produk yang unik dan bahanya bisa dipakai dari bahan-bahan daur ulang. Dan ketika ini sudah jadi, ternyata responnya juga bagus dan menjadi pilihan yang tepat bila dapat menghasilkan. |
A | : | Bagaimana bisa ada pemikiran untuk membuat produk ini ? |
B | : | Ketika produk ini jadi, saya sadar ini adalah sebuah karya yang untuk dilihat dan kita dengar suara gemercik airnya, dan kita harus melakukan inovasi dan kreatif dan juga ada proses dari pengembangan media. curug gentong ini ada yang dari media guci, media teratai, dan media labu dan pot. |
A | : | Berapa modal awal yang diperlukan untuk membuat Curug Gentong ? |
B | : | Untuk peralatan dahulu dengan awal 5 juta. |
A | : | Bagaimana system transaksi pembelian Curug Gentong ? |
B | : | Ada beberapa macam, misalkan reseller, kita bisa mengirimkan gambar dan untuk reseller pun ada batasan minimal untuk dia beli dan juga dari harga distributor setelah itu kita proses pengiriman, yang penting dia bayar 50% begitu barang mau diantar harus lunas, jika untuk konsumen yang datang dia dapat memilih sendiri. dan kita pun menyediakan media online. |
A | : | Konsumen yang berdatangan dari mana saja ? |
B | : | Ada banyak, seperti ibu rumah tangga, orang-orang Chinese, India, yang dia itu berprinsip ketika ia mendengar suara air, itu adalah suatu ketenangan batin. sebetulnya pun saya punya pelanggan orang chinese yang sangat membutuhkan itu kadang-kadang di buat dengan shio sesuai pesanan dan kita pun membuatnya. |
A | : | Bagaimana untuk penetapan harga ? |
B | : | Harganya bervariasi mlai dari Rp.200.000 Hingga Rp.2.000.000 sekarang ini, jadi dari mulai yang kecil, besar, dan sampai yang 1 meter. |
A | : | Bagaimana cara membangun nama tentang curug gentong ? |
B | : | 6 tahun pertama saya ikut event nasional seperti makrab, pameran-pameran nasional speri Jabar Expo sampai Batam sampai yang regional dan ini semua dibawa ke pameran. |
A | : | Apa yang dilakukan agar ide ini terus berkembang? |
B | : | Kalau ide harus ada setiap tahunnya dan memikirkan inovasi-inovasi terbaru misalnya kita buat dengan kaca, dan seperti lampu LED, dan itu tetap kita kembangkan |
A | : | Apa alasan pelanggan membeli Curug Gentong ? |
B | : | Karena suara air ada yang keras, pelan dan sedang. dan mereka merasakan nyaman. dan ciri khas nya itu ada suara gemercik air. |
A | : | Apa kendala bisnis yang pernah di hadapi ? |
B | : | Yang pertama yaitu SDM, karena ini bukan produk cetak tapi handmade yang harus dibuat dengan tangan serta Ketelitian dan keuletan kalau instant tidak cepat bosan, karena anak-anak jaman sekarang lebih suka kepada yang instan. |
A | : | Faktor apa yang membuat usaha ini berhasil dari 0 ? |
B | : | Yang penting pelayanan dan kepercayaan karena beberapa custom dari luar daerah mereka sudah berani transfer dengan 50%, maka saya harus memberikan pelayanan prima dan tepat waktu jadi itu yang harus kita bangun dan kita jaga serta kita pun memberian garansi ketika dia sudah bosan kalau untuk jabodetabek dengan alamnya, mereka boleh tukar tambah. |
DAFTAR PUSTAKA
Alghifari. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi VI, Jakarta: ,PT. Rineka Cipta
Afiff, Faisal. 2012. Kewirausaan dan Ekonomi Kreatif. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012. Jakarta: Binus University.
Sriwardiningsih. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembeliandan dampaknya pada perilaku konsumen. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. V tahun 2006
Antariksa, Basuki. 2012. Konsep Ekonomi Kreatif: Peluang dan Tantangan dalam Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
0 komentar:
Posting Komentar